Yang tak disangka-sangka

Waktu itu, di tahun 2020, aku mencoba peruntungan dengan mendaftar pegawai negeri sipil (PNS) sebagai tenaga pendidik atau yang bisa disebut sebagai dosen di salah satu kampus negeri di kota Malang. Dan ternyata profesi ini masih sangat diminati oleh banyak orang. Dengan niat yang kuat, okelah kita coba buat daftar. Walaupun aku sendiri sudah berapa kali ikut test ini dan tidak lolos. Untuk lolos dalam penerimaan PNS ini, ada serangkaian test yang harus kita ikuti. Mulai dari test administrasi, test CAT yang isinya 3 materi pengetahuan, dan yang terakhir test wawancara. Kita ikuti aja alurnya. Setelah menyiapkan berkas untuk mendaftar serta mengisi data secara online, mulailah kita kirim berkasnya sesuai yang ada dipanduan pendaftaran. Setelah itu tinggal kita tunggu saja pengumuman hasil administrasinya. Tanggal pengumuman pun tiba, Alhamdulillah lulus untuk sesi administrasi. Oke kita akan lanjut dengan test CAT. Sebenernya aku sendiri itu udah capek buat test beginian, dan akhirnya aku bikin kesepakatan pada diri aku sendiri, jikalau memang ini tidak lolos lagi apa yang harus aku lakukan selanjutanya?!. Dan ketika hari test tiba, aku udah berusaha semampu aku dan lagi-lagi aku gagal. Sedih?? Pasti…Bukan karena pengumuman itu ya, tapi sedih tidak bisa lulus bersama temen-temen aku yang satu angkatan. Ga apa apa life must go on..

Terus apa yang aku lakukan? tetap menunggu tahun berikutnya untuk test kembali ? Tidak..kembali aku sudah lelah untuk mengikuti test seperti itu. Kemudian aku mulai berfikir gimana kalau aku lanjut sekolah aja. Setelah rundingan dengan keluarga terutama suami aku, aku diperbolehkan untuk lanjut sekolah. Secara diam-diam aku cari kampus yang akan aku coba untuk daftar. Selang berapa hari ada info dibutuhkannya student di salah satu kampus di korea selatan. Dengan bismillah aku dan suami daftar ke kampus tersebut. Setelah mengirimkan curriculum vitae (CV) dan syarat lainnya, kita berdua menerima email dimana isinya adalah jadwal wawancara dengan professor. Kita berdua pun sepakat tidak bercerita kesiapapun sebelum ada keputusan final. Dua hari berikutnya kami melakukan wawancara, dan wawancara tersebut hanya berlangsung 10 menit. Kami berdua pun kembali pasrah kepada Allah, ya kalau memang rejeki pasti gak akan kemana. Malam harinya, kami berdua mendapat email yang sama tentang pengumuman penerimaan. Yaps..tidak disangka-sangka, kami berdua diterima sebagai calon PhD di kampus itu. Mungkin memang ini adalah rejeki kami berdua untuk kembali menimba ilmu bersama lagi. Dari sini aku mulai memahami bahwa jika kita tidak mencoba, kita tidak akan tahu bahwa disitu ada kempatan yang lain untuk kita.

Sopir taxi yang sudah mengantar kita dari bandara incheon – tempat karantina – terminal bus di seoul

Dan untuk kalian, janganlah lelah untuk mencoba sesuatu hal selagi itu adalah hal yang positif, mungkin di hal tersebut dapat membawa kalian menjadi pribadi yang lebih baik dari sekarang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *